Sunday 24 February 2013

Contoh teks Drama


Ikhlas Menolong Sesama

      Siang itu sebenarnya Romy malas sekali ke luar rumah, tapi ayahnya memaksanya untuk membelikan bohlam lampu. Dengan terpaksa, dia pun keluar dengan sepeda balapnya.
  
Romy              : “Aduh ayah ini ada-ada saja.”(gumam Romy)
Ayah               : “Cepat belikan lampu bohlamnya Rom”(dengan sedikit memaksa)
Romy              : “Baik yah !, sekalian saja aku beli siomay”

    Sebelum ke mini market untuk membeli bohlam, Romy mampir dulu ke warung siomay,untuk membeli siomay. Waktu sampai di warung Bu Nani(warung siomay)...

Romy              : “Siomay satu bungkus,Bu, yang pedas ya !”
Bu Nani          : “Ya,nak. Tunggu sebentar ya.”
Romy              : “Iya, Bu.”
Bu Nani         : “Ini siomaynya, Bu.” (sambil menyerahkan sebungkus siomay kepada      
                          seorang nenek disamping Romy)
Nenek             : “Ini uangnya, Bu.” (sambil menyerahkan uang 20 ribuan ke Bu Nani)
Bu Nani          : (sambil memeriksa uangnya) “Bu, uang ini palsu.”
Nenek             : “Yang benar, nak ?”
Bu Nani          : “Memangnya inu tadi dapat uang dari mana ?”
Nenek             : “Tadi saya habis membantu seseorang menjualkan barang bekasnya
                          dan uang ini upahnya.”
Bu Nani          : “Begini saja, Bu. Kembalikan dulu uang ini, siapa tahu orang itu
                          menukarnya.”
Nenek             : “Begitu ya, Bu. Waduh kalau begitu enggak jadi beli,deh. Soalnya saya
                          nggak punya uang lagi.” (kata nenek itu dengan wajah sedih)

     Dengan melihat kejadian itu Romy jadi tak tega, ia pun punya niat untuk membayar siomay nenek tadi.

Romy              : “Nenek terima saja siomaynya, nanti biar saya saja yang
                          membayarnya.”
Nenek             : “Tidak usah nak, terima kasih.” (dengan berusaha menolak)
Romy             : “Nggak apa-apa, bu. Ambil saja.”
Nenek             : “Ya udah, terima kasih nak. Semoga Allah membalas kebaikanmu.”
                          (dengan wajah tersenyum)

     Setelah pesananya sudah siap Romy pun membayarnya. Ia pun langsung pergi ke minimarket untuk membeli bohlam lampu merek Aladin seperti pesanan ayahnya. Ketika ia melihat harga bohlam itu ia terkejut.  

Romy             : “Harganya kok dua puluh ribu ? padahal uangku kan tinggal 18 ribu, kalau aku belikan merek yang lain pasti ayah akan marah.” (gumam Romy sambil memegang bohlam lampu merek aladin 10 watt)
Penjaga toko      : “Adik mau beli bohlam ini.” (sambil melayani Romy yang membeli bohlam lampu itu)
Romy              : “Iya mbak, tapi uangku tinggal 18 ribu.”
Penjaga toko : “Uang itu pas untuk membeli bohlam itu dek.”(dengan tersenyum)
Romy             : “Pas gimana mbak ?” (sambil menggaruk-garuk kepala dan merasa heran)
Penjaga toko : “Baca dulu tulisan diatas itu, ada diskon 10% untuk pembelian seluruh produk bohlam merek Aladin selama bulan Maret.” (dengan mencoba menjelaskan kepada Romy)
Romy              : “Oh begitu ya mbak, kebetulan sekali ya.” (dengan wajah yang sangat gembira)
Penjaga toko : “Adik jadi beli ?”
Romy              : “Iya dong mbak saya jadi beli.”
Romy             : “Mungkin ini hari keberuntunganku, pas uangku kurang ada diskon.” (gumam Romy dalam hati)

      Romy pun minimarket itu. Ketika sampai dirumah, Romy menceritakan semua yang terjadi kepada ayahnya.

Ayah              : “Makanya, kalau berbuat baik itu harus ikhlas. Jangan terlalu diperhitungan, pasti nanti ada gantinya nak !”
Romy              : “Iya, yah.” (sambil memakan siomay yang dibeli tadi)

       Tiba-tiba terdengar suara dari luar rumah. Romy pun segera keluar. Ternyata diluar rumah sudah ada  nenek yang dibantu Romy tadi waktu beli siomay. Ibu itu meminta barang bekas dirumah Romy dan beliau ingin mengembalikan uang Romy tadi.

Romy              : “Ndak usah, Bu. Saya ikhlas kok !”
Nenek             : “Ya sudah kalau begitu, terima kasih ya nak.”
Romy              : “Oh ya, Bu. Kata ayah barang bekasnya masih belum ada.”
Nenek             : “Ya sudah kalau begitu. Ibu permisi dulu ya nak.”
Romy              : “Iya Bu.”

Setelah ibu itu pergi Romi pun masuk ke dalam rumah.

0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | GreenGeeks Review