Ikhlas Menolong Sesama
Siang itu sebenarnya
Romy malas sekali ke luar rumah, tapi ayahnya memaksanya untuk membelikan
bohlam lampu. Dengan terpaksa, dia pun keluar dengan sepeda balapnya.
Romy : “Aduh ayah
ini ada-ada saja.”(gumam Romy)
Ayah : “Cepat
belikan lampu bohlamnya Rom”(dengan sedikit memaksa)
Romy : “Baik yah
!, sekalian saja aku beli siomay”
Sebelum ke mini market
untuk membeli bohlam, Romy mampir dulu ke warung siomay,untuk membeli siomay.
Waktu sampai di warung Bu Nani(warung siomay)...
Romy : “Siomay
satu bungkus,Bu, yang pedas ya !”
Bu Nani : “Ya,nak.
Tunggu sebentar ya.”
Romy : “Iya, Bu.”
Bu Nani : “Ini
siomaynya, Bu.” (sambil menyerahkan sebungkus siomay kepada
seorang nenek disamping Romy)
Nenek : “Ini uangnya,
Bu.” (sambil menyerahkan uang 20 ribuan ke Bu Nani)
Bu Nani : (sambil
memeriksa uangnya) “Bu, uang ini palsu.”
Nenek : “Yang
benar, nak ?”
Bu Nani : “Memangnya
inu tadi dapat uang dari mana ?”
Nenek : “Tadi saya
habis membantu seseorang menjualkan barang bekasnya
dan uang ini upahnya.”
Bu Nani : “Begini
saja, Bu. Kembalikan dulu uang ini, siapa tahu orang itu
menukarnya.”
Nenek : “Begitu
ya, Bu. Waduh kalau begitu enggak jadi beli,deh. Soalnya saya
nggak punya uang lagi.” (kata nenek itu dengan wajah sedih)
Dengan melihat kejadian
itu Romy jadi tak tega, ia pun punya niat untuk membayar siomay nenek tadi.
Romy : “Nenek
terima saja siomaynya, nanti biar saya saja yang
membayarnya.”
Nenek : “Tidak
usah nak, terima kasih.” (dengan berusaha menolak)
Romy :
“Nggak apa-apa, bu. Ambil saja.”
Nenek : “Ya udah,
terima kasih nak. Semoga Allah membalas kebaikanmu.”
(dengan wajah tersenyum)
Setelah pesananya sudah
siap Romy pun membayarnya. Ia pun langsung pergi ke minimarket untuk membeli
bohlam lampu merek Aladin seperti pesanan ayahnya. Ketika ia melihat harga
bohlam itu ia terkejut.
Romy : “Harganya kok dua puluh ribu ? padahal uangku kan tinggal 18
ribu, kalau aku belikan merek yang lain pasti ayah akan marah.” (gumam Romy
sambil memegang bohlam lampu merek aladin 10 watt)
Penjaga toko : “Adik mau beli bohlam ini.” (sambil
melayani Romy yang membeli bohlam lampu itu)
Romy : “Iya mbak,
tapi uangku tinggal 18 ribu.”
Penjaga toko : “Uang itu pas
untuk membeli bohlam itu dek.”(dengan tersenyum)
Romy : “Pas gimana mbak ?” (sambil
menggaruk-garuk kepala dan merasa heran)
Penjaga toko : “Baca dulu tulisan diatas itu, ada diskon 10%
untuk pembelian seluruh produk bohlam merek Aladin selama bulan Maret.” (dengan
mencoba menjelaskan kepada Romy)
Romy : “Oh begitu
ya mbak, kebetulan sekali ya.” (dengan wajah yang sangat gembira)
Penjaga toko : “Adik jadi beli
?”
Romy : “Iya dong
mbak saya jadi beli.”
Romy : “Mungkin ini hari
keberuntunganku, pas uangku kurang ada diskon.” (gumam Romy dalam hati)
Romy pun minimarket
itu. Ketika sampai dirumah, Romy menceritakan semua yang terjadi kepada
ayahnya.
Ayah : “Makanya, kalau berbuat baik itu
harus ikhlas. Jangan terlalu diperhitungan, pasti nanti ada gantinya nak !”
Romy : “Iya,
yah.” (sambil memakan siomay yang dibeli tadi)
Tiba-tiba terdengar
suara dari luar rumah. Romy pun segera keluar. Ternyata diluar rumah sudah
ada nenek yang dibantu Romy tadi waktu
beli siomay. Ibu itu meminta barang bekas dirumah Romy dan beliau ingin
mengembalikan uang Romy tadi.
Romy : “Ndak
usah, Bu. Saya ikhlas kok !”
Nenek : “Ya sudah
kalau begitu, terima kasih ya nak.”
Romy : “Oh ya,
Bu. Kata ayah barang bekasnya masih belum ada.”
Nenek : “Ya sudah
kalau begitu. Ibu permisi dulu ya nak.”
Romy : “Iya Bu.”
Setelah ibu itu pergi Romi pun masuk ke dalam rumah.
0 comments:
Post a Comment