BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem imun merupakan keutuhan tubuh
dipertahankan oleh sitem pertahanan yang terdiri atas sistem imun non spesifik
(natural / innate) dan spesifik (adaptif / acquired). si
1.2 Rumusan Masalah
“Apa
definisi Oesteomelitis?”
“Bagaimana Asuhan Keperawatan Oesteomelitis?”
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan makalah
ini adalah untuk mengembangkan pengetahuan masyarakat dan
perawat tentang
Oesteomelitis.
1.4 Manfaat
1.4.1
Manfaat
Teoritis
Sesuai dengan penulisan makalah yang membahas tentang Tracheostomi maka manfaat pada pembuatan makalah ini untuk
mengembangkan pengetahuan masyarakat dan perawat Oesteomelitis.
1.4.2
Manfaat
Praktis
a. Bagi Pembaca
Makalah ini
bermanfaat bagi pembaca untuk mengembangkan dan paham akan perawatan
Oesteomelitis.
b. Bagi Penulis
Dengan
melakukan pembutan makalah ini, penulis dapat mengetahui dan memahami secara
spesifik tentang Oesteomelitis.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Hipersensitivitas adalah
respons imun yang berlebihan
dan yang tidak
diinginkan karena dapat menimbulkan kerusakan jaringan tubuh. Reaksi
tersebut oleh Gell dan Coombs dibagi dalam 4 tipe reaksi menurut kecepatannya dan mekanisme imun yang terjadi. Reaksi itu
dapat terjadi sendiri-sendiri, tetapi di dalam klinik dua atau lebih jenis
reaksi tersebut sering terjadi bersamaan.
Tipe
|
Manifestasi
|
Mekanisme
|
I
|
Reaksi
hipersnsivitas cepat
|
IgE
dan Ig lain
|
II
|
Antibody
terhadap sel
|
IgG
dan IgM
|
III
|
Kompleks
antibody – antigen
|
Biasanya
IgG
|
IV
|
Hipersensitivitas
lambat
|
Sel
yang disensitasi
|
2.2 Manifestasi
dan Reaksi Hipersensitivitas
a. Reaksi
Tipe I
Reaksi
Tipe I yang disebut juga reaksi cepat, reaksi anafilaksi atau reaksi alergi
yang dikenal sebagai reaksi yang segera timbul
sesudah alergemn masuk kedalam tubuh. Istilah alergi yang pertama kali
digunakan Von Pirquet pada tahun 1906 diartikan sebagai “reaksi pejamu yang
berubah” biloa terjadi kontak dengan bahan yang sama untuk kedua kali atau
lebih.
Antigen
yang masuk tubuh akan ditangkap oleh fagosit, diproses.
b. Reaksi
Tipe II
c. Reaksi
Tipe III
d. Reaksi
Tipe IV
2.3 Manifestasi Klinis
a.
Infeksi
Hematogen
·
Awitan
mendadak, terjadi dengan manifestasi klinis septicemia.
·
Menggigil,
demam tinggi, nadi cepat, dan malaise umum.
·
Ekstremitas
menjadi sangat sakit, bengkak, dan nyeri tekan.
·
Pasien
mungkin menggambarkan nyeri berdenyut yang kontan yang menguat dengan gerakan
(akibat tekanan pus yang tertumpuk). (Brunner & Suddarth, 1996).
b.
Infeksi
Berbatasan atau Kontaminasi Langsung
·
Tidak
terdapat gejala septicemia
·
Area
tampak bengkak, hangat, sangat nyeri, dan nyeri tekan saat disentuh. (Brunner
& Suddarth, 1996)
0 comments:
Post a Comment