Saturday 4 March 2017

KEBUDAYAAN DAN PERADABAN

BAB I
PENDAHULUAN


1.1   Latar Belakang
Kebudayaan dan peradaban merupakan hasil dari aktifitas manusia di lingkungannya. Pada dasarnya manusia akan berinteraksi satu dengan lainnya, lama kelamaan akan terjalin hubungan antara beberapa orang sehingga terbentuklah masyarakat. Masyarakat pun memiliki ruang lingkup tertentu, seiring berjalannya waktu maka dilingkungan masyarakat pun akan terbentuk aktifitas tertentu yang sering dilakukan bersama-sama. Sehingga muncul lah suatu kebiasaan yang akhirnya menjadi sebuah tradisi di lingkungan masyarakat tersebut. Inilah yang disebut dengan kebudayaan. Akan tetapi kebiasaan yang menjadi kebudayaan haruslah memiliki tujuan dan unsur-unsur tertentu.
Peradaban juga memiliki kaitan yang erat dengan kebudayan.
Peradaban merupakan tahap tertentu dari kebudayaan yang ada di lingkungan masyarakat Sejarah peradaban manusia pada dasarnya dimulai sejak awal kehidupan manusia di bumi ini. Tetapi banyak orang yang sesugguhnya kurang mengerti apa hakikat kebudayaan dan peradaban. Oleh karena itu tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk menjelaskan tentang pengertian kebudayaan dan peradaban, asal mula kebudayaan dan peradaban, wujud kebudayaan, unsur kebudayaan, dan maksud manusia sebagai agen kebudayaan dan peradaban.

1.2  Rumusan Masalah
1.         Apa pengertian kebudayaan itu ?
2.         Apa pengertian peradaban itu ?
3.         Bagaimana asal mula muncul nya kebudayaan dan peradaban ?
4.         Apa saja wujud kebudayaan itu ?
5.         Apa saja unsur kebudayaan itu ?
6.         Mengapa manusia disebut sebagai agen kebudayaan dan peradaban ?

1.3   Tujuan
1.      Untuk mengetahui tentang pengertian kebudayaan.
2.      Untuk mengetahui pengertian peradaban.
3.      Untuk mengetahui asal mula muncul nya kebudayaan dan peradaban.
4.      Untuk mengetahui wujud kebudayaan.
5.      Untuk mengetahui unsur kebudayaan.
6.      Untuk mengetahui mengapa manusia disebut sebagai agen kebudayaan dan peradaban.













BAB II
PEMBAHASAN

2.1     Pengertian kebudayaan
Kebudayaan itu selalu ada di sekitar kita dan terkadang telah di jalani tanpa kita sadari. Barbagai tokoh dan sumber-sumber referensi mencatumkan banyak sekali versi tentang pengertian kebudayan itu sendiri.
      Pada buku pertama karangan M. Munandar Soealaeman dengan judul “ Ilmu Budaya Dasar”,  kebudayaan   mengandung pengertian yang luas, meliputi pemahaman perasaan suatu bangsa yang kompleks, meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat-istiadat atau kebiasaan, dan pembawaan lainnya yang diperoleh dari anggota masyarakat (Taylor, 1897).
      Pada buku kedua karangan Drs. Wahyu Ms dengan judul “Wawasan Ilmu Sosial Dasar” kebudayaan didefinisikan sebagai keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakan, untuk memahami dan menginterpretasikan lingkungan dan pengalamannya, serta menjadi landasan bagi mewujudkan tingkah lakunya.   “ Kebudayaan dalam hal ini, dapat dilihat sebagai ‘mekanisme kontrol’ bagi kelakuan dan tindakan-tindakan social manusia”  (Coertz, 1973)  atau sebagai pola-pola bagi kelakuan manusia (Keesing dan Keesing, 1971).  Kebudayaan merupakan serangkaian aturan-aturan, petunjuk-petunjuk, resep-resep, rencana-rencana dan strategi-strategi yang terdiri atas serangkaian model-model kognitif yang dipunyai manusia,dan yang digunakannya secara selektif dalam menghadapi lingkungannya sebagaimana terwujudnya dalam tingkah laku dan tindakan-tindakannya (Spradley, 1972).
      Pada buku ketiga karangan Fransiskus Simon dengan judul “ Kebudayaan dan waktu Senggang” kebudayaan dalam pemahaman klasik berasal dari bahasa Sansekerta, yakni buddhayah. Kata tersebut terdiri dari kata “budi” dan “daya”. Budi adalah makna akal, pikiran, pengertian, paham, pendapat, perasaan. Sedangkan daya mengandung kompleksitas makna dari yang tersurat dalam budi, juga sebagai himpunan kemampuan dan segala usaha yang dikerjakan dengan menggunakan hasil pendapat budi untuk memperbaiki sesuatu dengan tujuan mencapai kesempurnaan. Kebudayaan sebagai pernak-pernik hasil akal budi dan hasil karya kesenian, keseluruhan kebiasaan dan tradisi serta pola-pola perilaku dalam setiap buku. Selain itu, ada juga asumsi yang bisa menyesatkan dengan memahami kebudayaan hanya di sekitar ranah antropologis semata. (M. Munandar. (Fransiskus Simon, 2006; 9)                         
Dari 3 referensi buku dan beberapa pendapat tokoh-tokoh tentang pengertian kebudayaan, dapat disimpulkan bahwa menurut pendapat saya, pengertian kebudayaan adalah suatu kegiatan atau aktifitas yang sering dilakukan di lingkungan masyarakat dan mengandung nilai moral, kesenian, adat-istiadat, serta nilai estetika sehingga kebiasaan tersebut akan selalu dilakukan rutin oleh anggota masyarakat di lingkungan tersebut.
Mempelajari pengertian kebudayaan bukan suatu kegiatan yang mudah, mengingat banyaknya batasan konsep dari berbagai bahasa, sejarah, dan sumber bacaannya atau literaturnya, baik yang berwujud ataupun yang abstrak yang secara jelas menunjukkan jalan hidup bagi kelompok orang (masyarakat).

2.2     Pengertian Peradaban
Pengertian peradaban sendiri juga ada banyak pendapat dari tokoh-tokoh seluruh dunia dengan argumen yang berbeda-beda yang terdapat pada buku referensi makalah ini.
Pada buku “Ilmu Budaya Dasar Berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits”. Peradaban berasal dari kata adab yang artinya kesopanan, kehormatan, budi bahasa, etiket dan sebagainya.
Menurut ahli antropologi Bierrens De Hann, “peradaban adalah seluruh kehidupan sosial, politik, ekonomi, dan ilmu teknik.”. Kaum Humanis (pendukund De Hann) menganggap bahwa penguasaan kehidupan praktis (peradaban) atau kehidupan rohaniah hanya mementingkan penguasaan kehidupan sehari-hari atau kehidupan material semata-mata, sedangkan di pihak lain hanya mementingkan kehidupan rohaniah atau kebudayaan.
Tokoh lain bernama Sedilot mengatakan, bahwa peradaban adalah khazanah pengetahuan dan kecakapan teknis yang meningkat dari angkatan ke angkatan dan sanggup berlanjut terus.
Dari segi morfologi, peradaban mempunyai pengertian lain. Apalagi kebudayaan itu sampai ke tingkat yang bersifat mesin, sehingga ia membeku, berarti ia sampai pada tingkat peradaban.
Sarjana antropologi Beals dan Hoiyer mengatakan bahwa peradaban (civilization) sama dengan kebudayaan (culture) apabila dipandang dari segi kualitasnya, tetapi berbeda dalam kuantitas, isi dan kompleks pola-polanya.
Menurut Prof. DR. Koentjaningrat, bahwa dalam dunia ilmiah juga ada kata “peradaban” disampinbg “kebudayaan” . Paham peradaban adalah bagian-bagian dari kebudayaan yang halus dan indah, seperti  kesenian, ilmu pengetahuan dan sebagainya.
Adapun beberapa pendapat dari tokoh lain, antara lain yaitu :
1.      D. Huntington
“peradaban adalah sebuah identitas terluas dari budaya, yang teridentifikasi melalui unsur-unsur obyektif umum, seperti bahasa, sejarah, agama, kebiasaan, institusi, maupun melalui identifikasi diri yang subyektif.”
2.      Prof Dr. Koenjaningrat
“peradaban adalah bagian-bagian yang halus dan indah seperti seni.”
3.      Oswald Spengler
“peradaban adalah kebudayaan yang telah mencapai taraf tinggi atau kompleks.”
Dari pendapat tokoh-tokoh diatas dapat ditarik kesimpulan, bahwa menurut pendapat saya peradaban adalah sebuah aktifitas yang dilakukan masyarakat sehingga dapat membawa kemajuan besar dalam segala aspek dalam ruang lingkup masyarakat itu sendiri yang akibatnya dapat memunculkan kebudayaan dan tradisi baru.

2.3  Asal mula munculnya kebudayaan atau peradaban
Kebudayaan dan peradaban yang ada dalam ruang lingkup masyarakat tidak serta merta muncul begitu saja akan tetapi ada proses-proses tertentu terlebih dahulu sebelum suatu kebudayaan lahir di tengah masyarakat, begitu pun juga dengan peradaban. Para tokoh-tokoh sosial mengungkapkan beragam pendapat tentang asal mula munculnya kebudayaan.
      Pada buku pertama dengan judul “ Ilmu Budaya Dasar”, munculnya kebudayaan dan peradaban didahului oleh dua tahap. Pertama, anggapa bahwa adanya hukum pemikiran atau perbuatan manusia (baca kebudayaan) disebabkan oleh tindakan besar menuju kepada perbuatan yang sama dan penyebabnya yang sama. Kedua, anggapan bahwa tingkat kebudayaan atau peradaban muncul sebagai akibat taraf perkembangan dan hasil evaluasi masing-masing proses sejarahnya.
      Perlu dicatat bahwa kedua pendapat yang dikemukakan pada buku pertama tidak lepas dari kondisi alamnya atau, dengan kata lain, alam tidak jenuh oleh keadaan yang tidak ada ujung pangkalnya, atau alam tidak pernah bertindak dengan meloncat.
      Pada buku kedua dengan judul “Wawasan Ilmu Sosial Dasar”,  munculnya kebudayaan dan peradaban karena kebudayaan dan peradaban berkembang dengan subur di tengah lingkungan masyarakat. Kebudayaan dan peradaban merupakan tata melakukan dan hasil kelakuan manusia, sedangkan masyarakat merupakan tempat manusia untuk melakukan suatu tindakan  atau perbuatan-perbuatan. Dengan kata lain, kebudayaan dan peradaban tanpa masyarakat tidak akan ada. Kebudayaan juga mempunyai kegunaan yang sangat besar sekali karena kebudayaan dapat memenuhi kepuasan, baik di bidang spiritual maupun di bidang material.
Pada buku ketiga dengan judul “ Ilmu Budaya Dasar Berdasarkan Al-Quran dan Hadits”.  Kebudayaan dan peradaban muncul karena beberapa hal yang ditulis menjadi dua poin, antara lain yaitu :
a.   Kebudayaan dan peradaban itu tidak diwaiskan secara generatif melainkan hanya mungkin           diperoleh dengan cara belajar.
b. Kebudayaan dan peradaban itu diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat. Tanpa                   masyarakat, akan sukarlah bagi manusia untuk membentuk kebudayaan.
     Jadi dari ketiga buku referensi dan pendapat para tokoh-tokoh sosial, dapat ditarik kesimpulan bahwa kebudayaan dan peradaban tidak serta merta langsung ada melainkan melalui proses-proses yang cukup panjang. Kebudayaan dan peradaban muncul karena perbuatan dan tujuan yang sama untuk dilakukan di dalam suatu masyarakat sehingga muncul suatu kegiatan yang mengandung nilai moral, estetika, dan nilai seni.



2.4   Wujud Kebudayaan
            Seperti halnya benda, kebudayaan pun memliki wujud-wujud beragam. Namun maksud dari wujud di kebudayaan adalah bentuk ungkapan yang ditampilkan suatu kebudayaan untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat luas.
          Pada buku pertama dengan judul “Ilmu Budaya Dasar”,  dalam buku ini wujud kebudayaan menurut dimensinya dibagi menjadi 3 macam yaitu :
  1. Kompleks gagasan, konsep, dan pikiran manusia : Wujud ini disebut sistem budaya, sifatnya abstrak, tidak dapat dilihat, dan berpusat pada kepala-kepala manusia yang menganutnya. Disebutkan bahwa sistem budaya karena gagasan dan pikiran tersebut tidak merupakan kepingan-kepingan yang terlepas, melainkan saling berkaitan berdasarkan asas-asas yang erat hubungannya, sehingga menjadi system gagasan dan pikiran yang relative mantap dan kontinyu.
  2. Kompleks aktivitas, berupa aktivitas manusia yang saling berinteraksi, bersifat kongkret, dapat diamati atau diobservasi. Wujud ini sering disebut sistem sosial. Sistem sosial ini tidak terlepas dari system budaya. Apapun bentuknya, pola-pola aktivitas tersebut ditentukan atau ditata oleh gagasan-gagasan, dan pikiran-pikiran yang ada di dalam kepala manusia. Karena saling berinteraksi antara manusia, maka pola aktivitas dapat pula menimbulkan gagasan, konsep, dan pikiran baru serta tidak mustahil dapat diterima dan mendapat tempat dalam system budaya dari manusia yang berinteraksi tersebut.
  3. Wujud sebagai benda : aktivitas manusia yang saling berinteraksi tidak lepas dari berbagai penggunaan peralatan sebagai hasil karya manusia untuk mencapai tujuannya. Aktivitas manusia tersebut menghasilkan benda untuk berbagai keperluan hidupnya. Kebudayaan dalam bentuk fisik yang kongkret biasa juga disebut kebudayaan fisik, mulai dari benda yang diam sampai benda yang bergerak.

           Pada buku kedua dengan judul “Wawasan Ilmu sosial dasar”,   dalam buku ini terdapat wujud kebudayaan yang berbeda juga dengan buku referensi lain yang saya gunakan. Berikut adalah wujud-wujud kebudyaan pada buku referensi kedua, yaitu :
  1. Wujud pertama adalah wujud ide, sifatnya abstrak, tak dapat diraba, lokasinya ada di dalam kepala kita masing-masing. Wujud ide ini baru Nampak bila dibuat dalam karangan atau buku-buku hasil karya. Sekarang, kebudayaan ide banyak tersimpan, dalam disk, tape, arsip, koleksi mikro, film, kartu computer dan lain-lain
  2. Wujud kedua adalah kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat, misalnya manusia melakukan kegiatan berinteraksi, berhubungan, bergaul satu sama lain. Kegiatan-kegiatan tersebut senantiasa berpola menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat-istiadat.
  3. Wujud ketiga adalah hasil karya manusia. Wujud ini sifatnya paling kongkrit, nyata, dapat diraba, dilihat dan difoto. Wujud ketiga ini tidak perlu banyak keterangan lagi sebab setiap orang bias melihat, meraba dan merasakannya.

          Pada buku ketiga dengan judul “Ilmu Budaya Dasar Berdasarkan Al-Quran dan Hadits”, pada buku ini wujud kebudayaan hampir sama dengan buku yang kedua,  wujud kebudayaan ada tiga macam, antara lain yaitu :
  1. Wujud pertama adalah wujud ideal kebudayaan. Sifat abstrak, tak dapat diraba dan difoto. Letaknya dalam alam pikiran manusia. Sekarang kebudayaan ideal ini banyak tersimpan dalam arsip kartu komputer, pita komputer dan  sebagainya. Ide-ide dan gagasan manusia banyak yang hidup dalam masyarakat dan memberi jiwa kepada masyarakat. Gagasan-gagasan itu tidak terlepas satu sama lain melainkan saling berkaitan menjadi system.
  2. Wujud kedua adalah yang disebut sistem sosial atau social system, yaitu mengenai tindakan berpola manusia itu sendiri. Sistem sosial  ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang berintegrasi satu dengan lainnya dari waktu ke waktu, yang selalu menurut pola tertentu. Sistem sosial ini bersifat kongkret sehingga bias di observasi, di foto, dan didokumentasikan.
  3. Wujud Ketiga adalah yang disebut kebudayaan fisik, yaitu seluruh hasil fisik karya manusia dalam masyarakat. Sifatnya sangat kongkret berupa benda-benda yang bias diraba, difoto, dan dilihat.

      Dari tiga buku referensi dapat disimpulkan menurut pendapat saya bahwa kebudayaan bisa berwujud macam-macam, wujud nya tergantung dari tujuan dan penampilan yang ditunjukkan, kepada masyarakat. Kebudayaan dapat berupa penampilan seni yang bersifat abstrak, penampilan fisik, dan system sosial yang ada dalam masyarakat.

2.5    Unsur-unsur kebudayaan
        Sebelum kebudayaan ada dan berwujud, maka kebudayaan atau peradaban haruslah memiliki unsur-unsur tertentu terlebih dahulu sehingga kebudayaan tersebut tidak menjadi kebudayaan yang tidak jelas. Pada buku referensi yang saya baca hampir semuanya menuliskan unsur yang sama, ini membuktikan kalau unsur-unsur ini memang mutlak harus ada.
 Pada buku pertama dengan judul “ Ilmu Budaya Dasar”,  konsep tentang unsur-unsur kebudayaan dikemukakan oleh B. Malinowski, antara lain yaitu :
  1. Bahasa
  2.  Sistem teknologi
  3. System mata pencaharian
  4.   Organisasi sosial
  5.  System pengetahuan
  6.   Religi
  7.  Kesenian

Pada buku kedua dengan judul “ Wawasan Ilmu Sosial Dasar”,  konsep tentang unsur-unsur kebudayaan dikemukakan oleh Koentjaraningrat, antara lain yaitu :
  1.  Sistem religi dan upacara keagamaan
  2. Sistem dan organisasi kemasyarakatan
  3.   System pengetahuan
  4. Bahasa
  5.  Kesenian
  6. System mata pencaharian hidup
  7. System teknologi dan peralatan (Koentjaraningrat, 1974)

Pada buku ketiga dengan judul “ Ilmu Budaya Dasar Berdasarkan Al-Quran dan Hadits”,  konsep tentang unsur-unsur kebudayaan dikemukakan oleh C. Kluckhon, antara lain yaitu :
  1. Bahasa (lisan maupun tertulis)
  2. Sistem teknologi (peralatan dan perlengkapan hidup manusia)
  3.  Sistem mata pencaharian (mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi
  4. Organisasi Sosial (system kemasyarakatan)
  5.  Sistem pengetahuan
  6.  Kesenian (seni rupa, seni sastra, seni suara, dan sebagainya)
  7. Religi


Dari ketiga referensi buku dan pendapat para tokoh tentang unsur-unsur kebudayaan dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur sangat penting dalam proses terbentuknya kebudayaan. Karena dengan unsur tersebut kebudayaan dapat diketahui tujuan, dan maksud dari kebudayaan itu, serta nilai-nilai yang terkandung dalam kebudayaan tersebut. 

2.6    Manusia sebagai agen kebudayaan dan peradaban
          Peradaban dan kebudayaan muncul karena adanya manusia yang berinteraksi antara satu dengan lainnya sesuai dengan fungsi manusia sebagai makhluk sosial. Karena interaksi tersebut manusia dapat membentuk suatu perkumpulan yang disebut dengan masyarakat. Dengan masyarakat itulah akan ada kebiasaan yang terus berulang untuk dilakukan dan mengandung nilai-nilai tertentu yang disebut kebudayaan.
         Dari ketiga buku referensi diperoleh pengertian manusia disebut sebagai agen kebudayaan dan peradaban karena manusia jika membentuk masyarakat akan menghasilkan kebudayaan dan peradaban dalam ruang lingkupnya sendiri.  Kebudayaan akan muncul didahului dengan peradaban yang mapan dan mumpuni dalam masyarakatnya.
         Akan tetapi banyak problematika yang ada pada masyarakat yang memberikan penilaian beragam tentang kebudayaan dan peradaban, ada yang menanggapi secara positif dan baik kalau kebudayaan perlu dilestarikan serta diturunkan kepada generasi mendatang, akan tetapi juga ada yang menganggap bahwa kebudayaan merupakan hal kuno dan tidak mengikuti perkembangan zaman.
         Sebaiknya kita harus selalu menjaga dan melestarikan kebudayaan agar kebudayaan yang kita buat sendiri tidak dilupakan. Karena kita juga berperan sebagai agen kebudayaan dan peradaban yang sejatinya menghasilkan kebudayaan dari aktivitas sehari-hari di lingkungan masyarakat.





BAB III
PENUTUP

3.1    Kesimpulan
1.      Kebudayaan itu selalu ada di sekitar kita dan terkadang telah di jalani tanpa kita sadari.
2.      kebudayaan adalah suatu keigiatan atau aktifitas yang sering dilakukan di lingkungan masyarakat dan mengandung nilai moral, kesenian, adat-istiadat, serta nilai estetika sehingga kebiasaan tersebut akan selalu dilakukan rutin oleh anggota masyarakat di lingkungan tersebut.
3.      peradaban adalah sebuah aktifitas yang dilakukan masyarakat sehingga dapat membawa kemajuan besar dalam segala aspek dalam ruang lingkup masyarakat itu sendiri yang akibatnya dapat memunculkan kebudayaan dan tradisi baru.
4.      kebudayaan bisa berwujud macam-macam, wujud nya tergantung dari tujuan dan penampilan yang ditunjukkan, kepada masyarakat.
5.      manusia disebut sebagai agen kebudayaan dan peradaban karena manusia jika membentuk masyarakat akan menghasilkan kebudayaan dan peradaban dalam ruang lingkupnya sendiri. 









DAFTAR PUSTAKA

Soelaeman, Munandar. 1990.Ilmu Budaya dasar. Bandung : PT Eresco
Wahyu Ms. 1986. Wawasan Ilmu Sosial Dasar. Banjarmasin : Usaha Nasional
Notowidagdo, Rohiman. 1996. Ilmu Budaya Dasar Berdasarkan Al-Quran dan Hadits. Jakarta : Rajawali Pers


1 comments:

Anonymous said...

Lucky Club Casino Site Review and Bonus Codes 2021
Lucky Club Casino is one of the most recognisable and famous gambling sites in the world. It's safe to luckyclub say that its gaming platform is one of the most

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | GreenGeeks Review